Tips dan Tujuan Desain Logo
Logo merupakan icon yang mewakili sesuatu dan sebagai simbol yang mampu
menjelaskan secara singkat tentang brand image suatu barang maupun
perusahaan. Dengan logo maka suatu perusahaan akan memiliki brand
tersendiri yang nantinya akan dikenal oleh masyarakat dalam hal ini
konsumen. Untuk itu perlu diketahui bahwa logo memiliki dan mengemban
suatu tujuan yaitu :
1. Mark-Ing bentuk yang diinterpretasikan
Untuk melakukan interpretasi ini biasanya seorang desainer menggunakan
teori analog untuk mewakili bentuk yang dimaksud. Bentuk yang dimaksud
biasanya diambil dari nama sesuatu objek (corporate atau produk) yang
dibuat logonya.
2. Eye-Catching
Sebuah desain logo akan memiliki nilai lebih jika memiliki unsur
eye-catching. Dari sekian banyak gambar yang dipajang, baik di outlet,
toko buku, atau tumpukan kartu nama, apakah logo tersebut mampu menarik
perhatian lebih dominan dibanding gambar atau bentuk yang lain?
Untuk mampu membuat sebuah desain logo yang eye-catching memang tidak
mudah. Ada beberapa hal yang musti dipertimbangkan. Mulai target pasar,
karakteristik audience yang dituju, atau media yang akan dipakai, dan
sebagainya. Tetapi hal ini bisa dipelajari, dan membutuhkan jam terbang
yang tinggi.
Salah satu dari unsur di atas yang membuat sebuah desain memiliki
eye-catching adalah konsep bentuk yang unik. Selain bentuk yang mark-ing
bentuk yang unik juga menjadi salah satu syarat sebuah desain logo
mampu menyita perhatian audience. Ada banyak symbol yang bisa dipakai
untuk menginterpretasikan sebuah objek, tetapi dari beberapa pilihan
alternatif sebenarnya ada salah satu atau salah dua yang lebih
eye-catching. Dari bentuk dasar sebuah desain logo sebenarnya bisa
ditambahkan cosmetic ( meminjam istilah fashion ) atau ornamen
pendukung, berupa bentuk yang sifatnya sebagai pemanis. Selain itu
karena sifatnya cosmetic di sini hanya sebagai pemanis, maka kekuatannya
tidak begitu dominan. Bentuk yang dipilih sebagai cosmetic bisa berupa
bentuk bulat, persegi, kotak, segitiga, atau sekedar garis lengkung.
3. Trend
Perkembangan logo sedikit banyaknya dipengaruhi oleh trend,
seperti layaknya trend di dalam dunia fashion. Trend di sini mewakili
apresiasi dinamika dari bentuk logo itu sendiri. Seperti kita ketahui di
awal tahun 2000, trend untuk logo yang berkembang adalah bentuk
digital, dimana bentuknya disini lebih banyak diwakili oleh garis dan
dot (titik). Hal ini mengacu pada era IT yang berkembang pesat di awal
tahun tersebut. Dimana banyak bentuk-bentuk yang mewakili dunia IT
menjadi trade mark logo-logo yang lahir pada masa itu. Mulai dari bentuk
font sampai konsep efek matrix berpengaruh besar pada proses kelahiran
logo-logo.
Trend sebenarnya identik dengan wabah influenza yang menyebar tanpa
bisa diketahui asal muasalnya. Saling mempengaruhi dan memiliki masa
incubasi. Kadang sifatnya circular atau berulang, dimana konsep lama
kembali menjadi trend baru. Banyak faktor yang menyebabkan adanya trend
ini, yang semuanya berasal dari external. Bisa karena gejala yang
terjadi di sekitar kita, seperti fashion, TV, system, politik, dsb.
Di era tahun 70-an, desain lebih banyak menggunakan bentuk detail
untuk menginterpretasikan suatu objek. Desain logo yang ada banyak
menggunakan ilustrasi yang sifatnya detil (mendekati aslinya). Mungkin
tepatnya aliran naturalis, begitu mempengaruhi konsep desain logo-logo
yang lahir pada masa itu. Kemudian pada era tahun 90-an, konsep desain
logo berubah ke arah yang lebih simple. Bentuk objek yang detil tidak
lagi digunakan untuk menginterpretasikan sebuah logo. Desain yang ada
lebihcenderung minimalis. Dan pada era tahun 2000 perkembangan berubah
lebih kompleks lagi selain bentuk juga coloring (tata warna) menjadi
sangat minimalis di sini. Warna - warna yang dipakai dalam logo-logo
yang lahir di era ini cenderung menggunakan warna-warna solid color dan
berkesan minimalis, selain bentuk garis dan dot. Mungkin istilah yang
lebih pas untuk ini adalah era-Clipart.
Dalam menyikapi trend, ada hal yang bisa dipakai sebagai acuan dalam merancang sebuah desain,
apakah sebagai pengikut trend? ataukah sebagai pencipta trend?, atau
malah kita tetap solid pada atmosphere khas desain kita. Semua terserah
para desainer memposisikan desainnya. Yang pasti trend adalah salah satu
bentuk apresiasi dinamika sebuah perkembangan. Selama kita melihatnya
sebagai hal yang positif maka kita akan memiliki nilai tambah wawasan
dan ide yang lebih luas. Begitu juga sebaliknya, jika kita melihatnya
sebagai penghambat maka kita tidak akan bisa menerima kekurangan desain
kita secara lebih proposional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar